Baru-baru ini, jagad hiburan Tanah Air dihebohkan dengan foto Tina Toon, dalam balutan busana minim menghiasi sampul majalah pria dewasa. Jadi heboh, karena selama ini citra Tina adalah sebagai mantan penyanyi cilik, yang terkesan lugu. Di Twitter, masalah ini pun menjadi perbincangan yang hangat.
Sayangnya, sejak berita ini terangkat Tina terkesan menghindari kejaran media. Namun saat ditemui di Nutz Cafe, Jakarta, Senin (10/12) ia mengaku punya alasan tersendiri melakukan itu. Menurutnya, ia tidak menghindar hanya saja sedang sibuk dengan berbagai pekerjaan.
"Orang mikirnya saya masih anak-anak, padahal saya sudah dewasa, sudah 20 tahun. Alasan kenapa saya menerima tawaran foto itu, pertama karena temanya, saya nilai bagus. Mereka juga menampilkan foto yang art, bukan sekadar foto biasa," ujar Tina.
"Aku saat itu memakai pakaian lengkap kok, cuma memang kesannya tidak pakai baju. Orang jadi melihatnya gimana gitu. Pro kontra pasti ada, dan ini penjelasan saya. Kalau ada yang tidak suka, atau fans kurang berkenan, saya minta maaf," tambahnya. Yang jelas Tina menampik keras, kalau dirinya dikatakan berfoto polos. Menurutnya, apa yang terlihat dalam majalah adalah seni bukan foto porno.
"Dari awal, saya sudah mempertimbangkannya. Dan dilema juga, hanya kalau saya tidak mencoba, saya tidak akan tahu hasilnya. Foto-foto tersebut sebagai pengalaman, saya sudah biasa foto majalah atau tabloid, ingin coba sesuatu yang menantang. Ternyata banyak pro kontra. Padahal saya bukan model profesional juga," kata pelantun lagu Aku Wanita itu.
Setelah majalah itu muncul, pihak keluarga ternyata banyak yang komplain, terutama orangtuanya. Namun setelah dia memberi penjelasan, mereka bisa mengerti. "Kalau sekarang saya bilang nggak mau lagi difoto, nanti dibilang sombong? Tapi ke depan saya harus lebih mempertimbangkan segala sesuatunya. Saya melakukan foto-foto itu sadar, jadi saya harus bisa bertanggung jawab," ujarnya.
"Nyesel sih tidak, tapi saya jadiin pelajaran. Kalau ada tawaran yang begitu, lebih baik dipertimbang. Kalau saya melihatnya, semua orang bisa beropini, dan semua orang bebas mau ngomong apa. Yang penting saya berkarya maksimal. Nanti kan masyarakat bisa menilai, ini sekadar cari sensasi atau tidak," tutupnya. smn/R-1