Bandara Soeta Butuh Investasi 11,7 Triliun

JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II segera melakukan pengembangan Bandara Soekarno-Hatta (BSH) pada pertengahan tahun ini. Untuk pengembangan BSH diperkirakan menelan investasi sekitar 11,7 triliun rupiah.

Direktur Utama Angkasa Pura II Tri S Sunoko mengungkapkan, pemancangan batu pertama (Ground Breaking) pembangunan pada Juni 2012 mendatang. "Kami akan membangun Terminal III penumpang, runway (landasan pacu) ketiga, terminal kargo, dan lainnya," kata Tri usai menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, kemarin.

Sedangkan Direktur Operasional Angkasa Pura II Salahuddin Rafi menambahkan untuk tahun ini perusahaan menganggarkan belanja modal senilai 2,4 triliun rupiah. Dana ini dialokasikan untuk meningkatkan fasilitas keamanan, kenyamanan, safety, dan pengembangan 12 bandara di luar Bandara Soekarno-Hatta.

Secara terperinci Rafi menerangkan, tahun ini pekerjaan fisik lain yang tengah dilakukan perseroan adalah merevitalisasi jalan akses utama dari dan menuju terminal (P1 dan P2), yaitu dengan menambah badan jalan dari dua lajur menjadi tiga lajur sepanjang 5,5 kilometer (km).

Tidak hanya itu, sebagai pekerjaan persiapan yang meliputi pembangunan base camp, pembuatan jalan akses proyek, pembuatan area parkir sementara, serta pembangunan fasilitas pengganti. "Selain itu pembangunan fisik terminal kargo, pembangunan area komersial dan integrated building, serta east connection cross taxiway juga dijadwalkan untuk dilakukan tahun 2012 ini," jelas Tri Sunoko.

Menurutnya, prosesi groundbreaking tersebut akan ditandai dengan pembangunan fisik bangunan Terminal 3. Meski sebenarnya program pengembangan terminal tersebut sudah dilakukan sejak 2011 lalu, yaitu dengan membuat apron baru seluas 72.896 meter persegi (m2) dan selesai pada akhir Desember 2011. "Sekarang apron Terminal 3 mampu menampung hingga 20 pesawat sejenis Boeing 737 series untuk parkir," tambahnya.

Dikatakan Tri Sunoko, pengembangan Soekarno-Hatta tersebut adalah bagian dari program jangka pendek perealisasian grand design yang dilakukan perseroan pada tahun 2011 dan 2012, yaitu membangun sarana-sarana penunjang pelaksanaan pengembangan Soekarno-Hatta.

"Bisa dikatakan, ini program pendahuluan atau persiapan sebelum pengembangan infrastruktur jangka panjang secara total dilakukan," ungkap Tri.

Pengembangan infrastruktur tahap jangka panjang yang dimaksudkan adalah melakukan optimalisasi dua landasan pacu dan revitalisasi tiga bangunan terminal penumpang yang ada untuk meningkatkan kapasitas baik pergerakan pesawat maupun penumpang. Optimalisasi landasan pacu akan mendongkrak kemampuan pelayanan sisi udara dari 52 pergerakan per jam menjadi 72 pergerakan per jam.

Tingkatkan Kapasitas
Sepanjang tahun 2011, total pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 358 ribu pergerakan take-off dan landing. Melalui optimalisasi dua runway tersebut, Soekarno-Hatta akan mampu melayani sebanyak 316.820 pergerakan per tahun.

"Kapasitas pelayanan hingga 623.420 pergerakan per tahun akan dicapai jika Soekarno-Hatta memiliki tiga runway, dan itu akan bisa mengantisipasi pertumbuhan setidaknya hingga tahun 2030," ungkap Tri Sunoko.

Optimalisasi dan revitalisasi terminal penumpang akan menambah kapasitas dari 22 juta penumpang per tahun (JPT) menjadi 62 JPT. Upaya yang akan dilakukan adalah dengan memaksimalisasi kapasitas Terminal 1 dan 2 dari 18 juta penumpang saat ini menjadi 37 juta penumpang dengan memperluas area terminal dan mendirikan bangunan penghubung (integrated building) di antara keduanya.



sumber: koran jakarta