Jakarta, Hampir semua orang pernah berfantasi seksual, yaitu membayangkan dirinya melakukan aktifitas seksual dengan kekasih, pasangan, artis idola atau bahkan dengan sosok yang tak dikenal. Ternyata, fantasi seksual ini dipengaruhi oleh kepribadian dan hubungan dengan pasangan.
Fantasi seksual ini menimbulkan pertanyaan dalam benak para peneliti. Apakah fantasi itu disebabkan oleh dorongan seksual acak atau apakah memiliki makna yang lebih dalam?
Para peneliti di Interdisciplinary Center Herzliya, School of Psychology Israel mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam penelitiannya. Peneliti menduga bahwa fantasi seksual mungkin dapat memberikan pandangan baru mengenai keinginan seksual dalam hubungan kehidupan nyata.
Penelitian ini melibatkan 48 pasangan yang melaporkan fantasi seksnya dalam kehidupan sehari-hari dan interaksi dengan pasangan selama 21 hari. Para peneliti menentukan apakah masing-masing pasangan menginginkan kedekatan yang lebih atau justru ingin memberi jarak dalam hubungannya.
"Pada akhir penelitian, ditemukan bahwa isi fantasi seksual secara langsung dipengaruhi oleh kepribadian pasangan, kualitas hubungan dan interaksi pasangan. Ketika pasangan berselisih, kedua pasangan cenderung memiliki fantasi seks tentang orang lain yang bukan pasangannya," kata peneliti, Gurit E. Birnbaum yang juga seorang psikolog.
Penelitian ini juga menemukan bahwa pria yang sedang berusaha menghindar dari pasangannya cenderung berfantasi seksual untuk dipuaskan oleh perempuan yang tidak dikenal.
Peneliti menduga, fantasi mungkin merupakan strategi untuk mengurangi keintiman dengan pasangan dan mencerminkan keinginan untuk melarikan diri dari sebuah hubungan.
Di sisi lain, orang yang ingin menjadi lebih intim dalam hubungannya cenderung berfantasi mengenai pasangannya saat ini. Ketika terjadi interaksi negatif, orang-orang ini mengaku berfantasi mengenai sebuah adegan di mana mereka digambarkan tak berdaya dan merasa dikendalikan.
"Skenario seksi dalam pikiran mencerminkan keinginan yang belum terpenuhi. Menceritakan fantasi kepada psikolog akan mencari tahu apa yang diinginkan dari sebuah hubungan dan mencari cara agar kebutuhan itu terpenuhi," kata Birnbaum seperti dilansir MensHealth.
sumber: detik health