Jakarta, Seorang anak yang memiliki banyak teman dekat atau sahabat, biasanya tampak lebih bahagia. Sedangkan anak yang sering menyendiri, biasanya tampak lebih murung. Seorang sahabat dapat membantu anak-anak melewati pengalaman negatif. Hal tersebut berdasarkan hasil sebuah studi baru.
"Memiliki sahabat yang hadir selama acara menyenangkan memiliki dampak langsung pada tubuh dan pikiran anak," kata William Bukowski, seorang profesor psikologi dan direktur Center for Research in Human Development di Concordia University, Montreal seperti dilansir dari EverydayHealth, Selasa (14/2/2012).
Penelitian tersebut telah melibatkan 55 anak laki-laki dan 48 perempuan dari kelas 5 dan 6 di Montreal. Saat melakukan penelitian, peneliti meminta para peserta penelitian untuk merekam perasaan dan pengalaman yang dirasakan selama 4 hari.
Kadar kortisol para peserta penelitian juga dipantau dalam tes air liur yang teratur. Kortisol adalah hormon steroid, lebih khusus sebuah glukokortikoid, yang dihasilkan oleh zona fasciculata dari kelenjar adrenal. Hormon ini dilepaskan dalam respon terhadap stres dan rendahnya tingkat glukokortikoid darah.
Fungsi utama hormon kortisol adalah untuk meningkatkan gula darah melalui glukoneogenesis, menekan sistem kekebalan tubuh, serta membantu dalam metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat.
"Jika seorang anak sendirian ketika mendapat masalah dengan guru atau memiliki perbedaan pendapat dengan teman sekelas, para peneliti melihat peningkatan yang terukur dalam kadar kortisol dan penurunan perasaan harga diri," kata prof. Bukowski.
Hasil studi tersebut menemukan bahwa, kadar kortisol meningkat dan harga diri menurun ketika seorang anak memiliki pengalaman negatif. Namun, dengan bersama sahabat ketika berada dalam kesulitan, dapat menjaga kadar kortisol dan harga diri seorang anak.
Para peneliti mencatat bahwa apa yang terjadi selama masa kanak-kanak dapat mempengaruhi anak hingga dewasa. Hal tersebut termasuk memiliki perasaan rendah diri.
"Reaksi fisiologis dan psikologis untuk pengalaman negatif saat masih anak-anak dapat berdampak hingga kemudian hari. Sekresi kortisol yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang signifikan. Hal tersebut dapat termasuk penekanan kekebalan dan penurunan pembentukan tulang. Peningkatan stres benar-benar dapat memperlambat perkembangan anak," jelas prof. Bukowski.
"Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa memiliki persahabatan dapat membantu melindungi orang dari bullying, pengucilan, dan bentuk-bentuk agresi," kata para peneliti.
Hasil studi baru tersebut telah diterbitkan dalam journal Developmental Psychology.
sumber: detik health