Minim Sentimen, IHSG Stagnan

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak datar akibat belum kuatnya sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri. Sepakatnya Yunani melakukan pengetatan anggaran demi dana talangan tidak mampu memberi semangat ke pasar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 9.030 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 8.980 per dolar AS.

Pada perdagangan preopening, IHSG melemah tipis 2,430 poin (0,06%) ke level 3.909,963. Sedangkan Indeks LQ 45 turun tipis 0,619 poin (0,09%) ke level 678,730.

Mengawali perdagangan awal pekan, Senin (13/2/2012), IHSG dibuka naik tipis 0,110 poin (0,01%) ke level 3.912,503. Indeks LQ 45 dibuka menguat tipis 0,141 poin (0,02%) ke level 679,490

Hingga pukul 9.35 waktu JATS, IHSG menanjak secara perlahan, naik 8,068 poin (0,21%) ke level 3.920,461. Sementara Indeks LQ 45 menguat 2,333 poin (0,34%) ke level 681,682.

Akhir pekan lalu, IHSG anjlok 66 poin akibat tekanan jual di saham-saham unggulan, terutama saham bank blue chip. Saking dalamnya jatuh, indeks sempat kembali ke level 3.800.

Bursa Wall Street pada akhir pekan lalu ditutup melemah seiring ketidakpastian yang menyelimuti perkembangan krisis di Yunani. Namun, setelah dana talangan disepakati, sentimen positif mulai mengalir ke penjuru dunia.

Bursa-bursa di regional bergerak variatif dengan kecenderungan menguat, dipimpin oleh bursa saham Jepang. Hanya bursa saham China yang tepuruk di zona merah.

Berikut situasi di bursa-bursa Asia sore ini:

  • Indeks Komposit Shanghai melemah 15,89 poin (0,68%) ke level 2.336,09.

  • Indeks Hang Seng naik 44,46 poin (0,21%) ke level 20.828,32.

  • Indeks Nikkei 225 menguat 22,43 poin (0,25%) ke level 8.969,60.

  • Indeks Straits Times naik tipis 4,53 poin (0,15%) ke level 2.964,53.


Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah di posisi Rp 9.030 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 8.980 per dolar AS.

 

sumber: detik finance