Hore! Pekan Ini Program KPR Subsidi FLPP akan Kembali Bergulir

 
Jakarta - Pihak Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) yakin perjanjian kerja sama operasi (PKO) program rumah subsidi melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) akan selesai pekan ini.

Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz sedang merumuskan besaran kuota masing-masing bank penyalur yang melibatkan, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank Tabungan Negara (BTN).

"Pak Menteri ingin minggu ini sudah selesai. Ia ingin supaya penyerapannya maksimal," kata Deputi Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat Sri Hartoyo di Jakarta, Selasa (14/2/2012).

Ia menambahkan, telah terjadi kesepakatan bunga FLLP antara pemerintah dengan bank panyalur. Yakni berada di level 7%. Djan Faridz hanya merumuskan besaran kuota penyarapan KPR FLPP pada masing-masing perbankan.

Apakah masing-masing bank mendapat porsi yang berimbang? lihat saja hasilnya. Walaupun Djan Faridz beberapa waktu lalu berjanji akan memberi kuota KPR secara berimbang keempat perbankan BUMN.

"(Djan Faridz) ia ingin supaya maksimal penyerapannya. Bisa 219.000 tahun ini," paparnya.

Dengan porsi dana FLPP 50:50 antara pemerintah dengan perbankan, Sri Hartoyo yakin penyerapan KPR rumah subsidi akan lebih besar. "Dengan porsi turun ini, pasar makin banyak kan. Pak Menteri ingin bank bisa berpartisipasi banyak," ucap Hartoyo.

"(Target kuota) itu termasuk yang barang kali pak Menteri masih butuh waktu," paparnya.

Seperti diketahui, PKO FLPP 2012 masih saja mandek karena belum adanya kesepakatan bungan antara Kemenpera dengan bank penyalur. Awalnya Djan Faridz ngotot ingin bunga FLPP turun menjadi 5%-6%. Meski pada perkembangannya Djan melunak yaitu bunga FLPP menjadi 7%.

Data terakhir terlihat, sepanjang periode 2010-2011 bank telah menyalurkan KPR FLPP sebanyak 120.814 unit senilai Rp 4,05 triliun. Penyaluran KPR FLPP terbanyak di pulau Jawa dengan jumlah 81.375 unit dengan nilai Rp 2,72 triliun.

Kemudian disusul Sumatera 19.565 unit senilai Rp 656 miliar, Kalimantan 9.410 unit senilai Rp 313 miliar, Sulawesi 8.235 unit senilai Rp 280,9 miliar, dan Bali Nusatenggara 3.756 unit serta Maluku Papua 473 unit.

Dari realisasi FLPP 2010-2011, BTN adalah bank penyaluar dengan jumlah terbesar. Pada KPR konvensional, perseroan berhasil menyelesaikan akad KPR 114.235 unit senilai Rp 3,81 triliun. KPR syariah BTN 6.184 unit senilai Rp 222,32 miliar. Perbankan lainnya tergolong kecil. Ambil contoh Bank Bukopin yang hanya menyalurkan FLPP senilai Rp 7,3 miliar. Kemudian BNI hanya Rp 3,42 miliar.





sumber: detik finance