Jakarta - Sepanjang triwulan IV-2011 lalu harga properti tempat tinggal naik 1,15% dibanding triwulan sebelumnya atau naik 5,05% dibanding triwulan IV-2010. Kenaikan tertinggi masih terjadi pada tipe rumah kecil alias mungil.
Demikian data survei harga properti residensial yang dikutip dari Bank Indonesia (BI), Selasa (14/2/2012).
"Penyebab utama kenaikan harga properti residensial (tempat tinggal) terutama didorong oleh kenaikan harga bahan bangunan," demikian isi survei tersebut.
Berdasarkan tipe rumah, di triwulan IV-2011 kenaikan harga paling tinggi terjadi pada rumah tipe kecil dengan kenaikan 1,72% dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun dalam setahun, kenaikan rumah tipe kecil mencapai 5,98%.
Dalam setahun di triwulan IV-2011, kenaikan rumah paling tinggi terjadi di wilayah Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi) serta Banten dengan kenaikan harga 6,7%, terutama pada rumah tipe kecil sebesar 6,04%.
Kenaikan harga rumah juga terjadi di Makassar sebesar 6,04% dengan peningkatan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe menengah sebesar 9,95%.
Pada survei tersebut dikatakan, tekanan kenaikan harga properti di triwulan I-2012 ini diperkirakan bakal berkurang. Secara triwulanan, harga properti tetap naik namun melambat sebesar 0,83%, dengan kenaikan harga tertinggi pada rumah tipe kecil sebesar 1,22%.
Kemudian, penjualan rumah secara keseluruhan di triwulan IV-2011 naik 14,4% dibanding triwulan sebelumnya. Kenaikan tertingi terjadi pada rumah tipe kecil sebesar 22,38% dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara penjualan rumah tipe menengah menurun.
Penjualan rumah tipe kecil dan menengah tertinggi berada di Jabodebek dan Banten, sedangkan penjualan rumah tipe besar tertinggi terjadi di Medan.
Menurut sensus penduduk Badan Pusat Statistik di 2010 diketahui jumlah backlog rumah tinggal nasional adalah 13,6 juta unit. Sementara menurut Real Estat Indonesia (REI), jika diasumsikan backlog tersebut dipenuhi dalam 20 tahun, maka jumlah kebutuhan rumah baru adalah 1,4 juta unit/tahun. Ini menunjukkan penjualan properti residensial diperkirakan akan terus meningkat terutama penjualan untuk landed house.
sumber: detik finance