Menggali Potensi Pesepakbola Muda Lewat Teknologi
Jakarta - Dalam era sepakbola modern saat ini, data-data seorang pesepakbola itu terhitung penting bagi seorang pelatih. Maka itu Nike sebagai salah satu produsen alat olahraga raksasa di dunia meluncurkan yang namanya Elite Training Live 2.0.
Sebelumnya di tahun 2010, Nike juga sempat meluncurkan program latihan serupa yang dinamakan Elite Training Live. Kini dengan ETL 2.0, Nike mencoba mengeksplorasi keunggulan berupa penggunaan alat digital untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan dari pemain.
Dalam versi terbaru ada beberapa program baru yang diujicobakan, yakni SPARQ (Speed, Power, Agility, Reaction, Quickness). Di dalamnya ada program latihan YIRT (Yoyo Intermitend Recovery Test), Vertical Jump, dan GPS 7on7 (pertandingan tujuh lawan tujuh yang dipantau lewat GPS).
ETL 2.0 merupakan program yang diciptakan Nike bersama pesepakbola untuk diterapkan kepada pesepakbola muda yang berusia 15-19 tahun, yang hendak memasuki fase profesional.
"Namun, untuk usia di bawah itu bisa dipergunakan. Untuk kita batasi umur 15-19 tahun," ungkap Country Marketing Manager Nike Indonesia, Nino Priyambodo, dalam jumpa pers di Lapangan Sepakbola Panahan Senayan, Kamis (9/2/2012) sore WIB.
ETL 2.0 merupakan data fisik yang dikemas dalam bentuk digital sehingga pemain muda bisa tahu batas kemampuan mereka. ETL 2.0 akan menguji kemampuan atletik dan level kemampuan teknik pemain.
Tujuannya adalah para pelatih bisa mengetahui di mana kekurangan dan kelebihan seorang pemain. Jadi nantinya pelatih bisa menerapkan variasi latihan yang berbeda untuk meningkatkan kemampuan serta potensi para pemain.
"Ini tidak ada tujuan komersil. Nike ingin membantu anak-anak muda untuk bisa bermain bola dengan baik. Setelah peluncuran program ini, kita akan sekolah sepak bola. Dalam dua bulan ke depan kita akan ke 30 SSB."
"Hadirnya ETL 2.0 di Indonesia diharapkan dapat memberikan standardisasi penilaian kemampuan semua anak yang berbakat, sehingga semakin cepat kita menemukan atlet muda berbakat untuk perkembangan sepakbola nasional," tuntas Nino.
Dalam acara launching ETL ini, juga dihadiri oleh empat pesepakbola nasional yakni Firman Utina, Ahmad Bustomi, Ponaryo Astaman dan Jajang Mulyana. Mendampingi mereka adalah pelatih Mitra Kukar yang juga eks pelatih timnas Filipina, Simon McMenemy.
"Program seperti ini bagus untuk para pemain dan tentunya pelatih. Di Inggris, saya pernah bekerja sama dengan Nike untuk mengembangkan program ini. Diharapkan klub-klub di Indonesia juga bisa menerapkan hal serupa," ujar McMenemy.
"Saya pernah menjalani program seperti ini saat hendak mengikuti pelatnas timnas U-20 dulu di Belanda. Memang program seperti ini wajib dijalani dan juga demi kebaikan bagi pemain juga," timpal Bustomi.
sumber: detik sport