Rahasia Dibalik Hilangnya Nafsu Suami pada Istrinya

Seorang pria normal dengan libido besar sekalipun dalam hubungan asmaranya kadang kala merasa kehilangan hasrat untuk bercinta dengan istrinya, tanya kenapa?


Sudah cukup lama rasanya tidak menulis logika seksologi karena keasyikan main dikanal fiksi, tidak salah rasanya diawal Desember saat musim hampir berganti untuk menyajikan satu rahasia bagi para wanita dan istri yang ingin memahami kenapa suaminya pada suatu waktu seakan-akan tidak mengacuhkan atau tidak bernafsu untuk berhubungan seksual dengannya.

Paradigma kita selama ini faktor perasaan adalah faktor yang hanya dimiliki wanita dalam hal minatnya untuk melakukan hubungan seks, secara umum paradigma tersebut tidaklah salah, namun sebagai mahluk yang bernama manusia tentu saja seorang pria / suami juga memiliki perasaan walaupun kontribusinya untuk mempengaruhi minat seksual seorang pria tidaklah sedominan jika dibanding dengan wanita. 

Walaupun faktor perasaan tidak dominan mempengaruhi minat seksual seorang suami pada istrinya, namun apabila dibiarkan berlarut-larut faktor perasaan ini diluar faktor-faktor umum seperti komunikasi, ekonomi, kesehatan dan kondisi phisik, dapat menyebabkan hilangnya nafsu seorang suami terhadap istrinya.

1.Perasaan ditolak ketika ingin berhubungan seks.

Seorang suami baik dari yang garang hingga yang lemah lembut sekalipun, tidak dapat dipungkiri akan merasa down ketika hasratnya untuk berhubungan intim ditolak oleh pasangannya. Diakui atau tidak saya percaya seorang suami pasti pernah merasakan ditolak istrinya ketika ingin berhubungan intim, itu hal wajar karena wanita tidak selalu pada mood yang stabil. Disadari atau tidak kadang wanita sesekali lupa bahwa suaminya pun dapat merasakan terluka dari sisi perasaan ketika cara penolakan terhadap keinginan seks suami dilakukannya tidak dengan cara yang tepat.

Sederhananya ketika seorang suami menerima penolakan yang tidak mengena dihatinya maka egonya terluka, dan apabila hal ini terjadi berulang-ulang kali tentu akan berdampak sangat buruk bagi persepsi seorang suami, karena secara keliru penolakan demi penolakan dalam anggapan seorang suami adalah suatu sinyal bahwa istrinya tidak lagi tertarik secara phisik bahkan pada beberapa pria hal ini dianggap sang istri tidak lagi mencintainya, situasi terburuk sang suami akan merasa bahwa dia telah gagal membuat istrinya puas dalam hubungan seks mereka selama ini.

Mungkin bagi wanita hal tersebut terlalu berlebihan, bagaimana mungkin seorang pria begitu mudah mengkorelasikan perasaan cinta dengan aktifitas seksual, tapi bagi suami “seks” adalah gambaran nyata dari perasaan cinta itu sendiri, karena pada dasarnya mindset pria adalah merasakan sentuhan phisik jauh lebih menggambarkan situasi real akan arti cinta itu sendiri. Saat ditolak seorang suami akan merasa tidak dihargai, kecewa dan tentunya dongkol jika saat-saat penolakan itu terjadi ketika hasrat seks-nya sedang berada dipuncak keinginan.

Berulang-ulang kali ditolak pada akhirnya membuat suami menjadi ragu untuk secara agresif menyampaikan keinginan seks-nya pada istri karena jauh dibawah alam sadarnya dia tidak mau merasakan luka yang sama berulang kali, apabila telah sampai fase ini maka lambat laun sang suami kehilangan nafsu untuk berhubungan badan dengan istrinya. Dan pada situasi ini sangat rentan seorang suami untuk tergoda pada wanita lain yang lebih menghargainya bahkan tidak jarang sebagian suami yang tidak memiliki benteng iman cukup kuat harus jatuh kedalam pelukan wanita-wanita penghibur diluar sana.


2.Istri Menjadi Sangat Betina.

Suami mana yang tidak bersyukur ketika istrinya adalah seorang wanita moderat yang terbuka dalam segala hal termasuk masalah seks, sehingga salah satu faktor yang krusial dalam hubungan suami istri menjadi tidak sulit bagi suami untuk mengekspresikannya begitupun sebaliknya. Namun kadang kala sebagian wanita moderat lupa bahwa ada batasan-batasan level agresifitas yang harus dijaga agar suami tetap pada level persepsi kejantanan yang stabil sehingga proporsi hasrat seksual tidak menjadi berat sebelah.

Bagi banyak suami, seorang istri yang aktif secara seksual adalah anugerah dalam perkawinannya, namun adakalanya para suami menjadi kehilangan hasrat seksualnya pada sang istri ketika setelah berjalannya tahun-tahun perkawinan, seorang istri yang tadinya aktif berubah agresif hingga menjadi sangat betina yang pada akhirnya justru menjadi bumerang tidak langsung pada insting kejantanan seorang suami.

Secara naluri para suami memang diciptakan oleh-Nya sebagai mahluk yang agresif dengan kata lain dapat dianalogikan dalam tanda kutip tak luput dari nuansa kejantanan, sehingga ketika istrinya telah bermetamorfosis menjadi sangat betina maka lambat laun naluri kejantanan suaminya seakan-akan tenggelam tanpa disadari dan pada akhirnya hal ini tanpa sadar menurunkan hasrat sang suami pada istrinya. Bahasa sederhananya label “suami” hanyalah “istilah atau label”, karena jauh didalam sana didalam jiwanya, mereka tetaplah seorang pria dan apabila kita balik lagi kejaman sebelum pernikahan naluri dasar pria yang paling menonjol salah satunya adalah tingginya rasa penasaran, makanya wanita jinak-jinak merpati sangat menarik bagi pria untuk dikejar dan dimiliki.

Kapankah secara praktis seorang suami mengalami kemunduran gairah kejantanannya? Hal ini terjadi jika seorang istri yang moderat yang telah berubah menjadi sangat betina selalu menjadi pihak yang aktif meminta dan mengajak berhubungan seksual. Sesekali seorang istri memang akan membahagiakan suaminya ketika terkesan aktif mengajak bercinta, tapi tidak untuk “setiap kali” karena ketika motivasi berhubungan seksual selalu datang dari sang istri selama bertahun-tahun maka lambat laun sang suami yang sejatinya dominan jantan pada akhirnya bergeser kearah yang lebih pasif alias menunggu yang tentunya akan mematikan naluri alami ini. Entah apa sebabnya akhirnya suami-suami pada situasi ini tanpa sadar kehilangan gairah mengejar jinak-jinak merpati yang merupakan sifat bawaannya, sederhananya jika tidak diajak berhubungan seks oleh sang istri maka sang suami tidak memiliki gairah otomatis untuk menikmati istrinya alias kehilangan nafsu akan tubuh istrinya.

Situasi ini jika dibiarkan berlanjut, maka akan membuat hubungan seksual menjadi tidak berimbang dan berada pada titik yang tidak semestinya. Efek negatifnya apabila diluaran dia menemukan wanita yang dapat memancing gairah sensasi mengejar si jinak-jinak merpati, biasanya para suami yang terpasifkan ini akan gampang terpancing berselingkuh karena tanpa sadar seakan-akan menemukan kejantanannya yang selama ini tenggelam oleh kebetinaan istrinya dirumah.


Dari kedua rahasia diatas kita akan menemukan bahwa suami sebagai seorang pria juga memiliki sisi-sisi faktor perasaan yang kompleks dalam hal gairah seksual, karena pada satu sisi suami sangat sulit mengatasi penolakan dan disisi lain akan mengalami kematian naluri kejantaan alamiahnya saat sang istri terlalu obral menawarkan anggur asmaranya. Namun sesungguhnya permasalahan hilangnya nafsu suami ini dapat dieliminir dengan komunikasi yang baik dibarengi kesadaran kedua pihak untuk belajar dan terus belajar mengerti bagaimana mengenal pasangannya luar dalam dan mencoba sama-sama mengeksplore apa yang terbaik bagi keduanya perihal interaksi diatas ranjang.

Mengenai cara bagaimana sebaiknya seorang istri untuk menolak pasangan ketika berhubungan seks dan bagaimana menyikapi situasi masalah hilangnya naluri kejantanan lelaki, serta faktor-faktor phisikis lain yang menjadi rahasia hilangnya nafsu suami pada istrinya, akan dibahas terpisah pada rubrik Sekshintir dilain kesempatan karena space terlalu panjang bikin gairah menurun.